Ini Rahasia Rendang Jengkol Agar Empuk

Editor: Koko Triarko

Rosmala mengatakan, teknik yang digunakan untuk mengurangi aroma khas jengkol dikenal dengan pengabuan. Penggunaan abu sekam, abu pembakaran kayu dilakukan saat proses perebusan jengkol. Abu yang digunakan saat merebus menjadi cara menyerap zat khas pada jengkol. Setelah direbus memakai arang, pencucian jengkol dengan air mengalir akan membuatnya bersih, sehingga bisa diolah.

Rosmala bilang, bahan utama rendang jengkol yang telah direndam, dibersihkan, bisa digeprek. Proses geprek atau memipihkan jengkol setelah direbus bertujuan agar banyak rongga. Setelah dipipihkan, jengkol akan mudah menyerap bumbu, meski sebagian ibu rumah tangga memilih tetap mempertahankan jengkol utuh. Jengkol yang digeprek juga akan menambah tekstur empuk dan lembut.

“Teknik yang digunakan tentu berbeda setiap pengolahnya, namun untuk menyajikan menu lezat cara tradisional itu masih dipertahankan,” ulasnya.

Setelah semua proses dilalui, jengkol bisa diolah menjadi rendang. Bahan bumbu yang digunakan berupa cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri, serai, daun salam, daun jeruk, jahe, lengkuas, lada, ketumbar, kunyit, garam, penyedap rasa. Semua bahan bumbu tersebut dihaluskan dengan cara diblender, kecuali daun salam, lengkuas, serai dan daun jeruk. Tumis semua bumbu dengan minyak goreng, beri air, lalu masak hingga kuah menyusut.

Rosmala mengaku tidak memakai santan sebagai alternatif membuat rendang. Meski tanpa santan kelapa, kuliner rendang jengkol tetap lezat. Jengkol yang telah digeprek dan dicuci bersih selanjutnya dimasukkan dalam wajan untuk menumis bumbu. Agar lebih lezat, ia juga menambahkan kentang goreng untuk rasa gurih. Masak memakai tungku tanah dengan api sedang hingga empuk.

Lihat juga...