Kehangatan Kopi Jahe Betawi Menyentuh Hingga ke Hati
Editor: Maha Deva
Budayawan Lembaga Kebudayaan Betawi, Yahya Andi Saputra menyampaikan, kopi jahe merupakan bagian dari ikatan keluarga Betawi. “Zaman dulu, kalau sudah dihidangkan kopi jahe dan kue-kuenya, biasanya nyak tua (nenek) kita, atau yang dituakan di keluarga akan mulai bercerita tentang kisah nabi atau kisah sahabat nabi. Terus bercerita hingga akhirnya para anak kecil merasa mengantuk dan tertidur,” kata Yahya dalam kesempatan yang sama.
Di saat anak-anak sudah tertidur, barulah para orang dewasa melanjutkan meminum kopi jahe mereka dan membahas hal-hal yang tidak dibahas selama masih ada anak-anak. “Jadi ini bukan hanya sekedar minuman. Tapi filosofinya adalah bagian dari menghangatkan keluarga. Menjadi suatu pengikat keluarga,” ucapnya.
Meminum kopi jahe, paling enak saat kondisinya masih panas sekali. “Kalau dilihat masih ada asapnya tuh kopi. Kalau diminum berasa di lak-lakan (kerongkongan) kita tuh pahit, panas dan pedasnya. Efeknya jadi seperti memberikan gedoran pada tubuh yang berbeda dengan kopi biasa,” pungkasnya.