Kelezatan Serabi Solo Bertekstur Lembut
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Serabi solo menjadi buruan warga Jakarta untuk dinikmati di akhir pekan. Teksturnya yang lembut dengan rasa manis dan gurih saat disantap memberikan kelezatan tersendiri.
Budi Waluyo, pedagang serabi solo mengatakan, tersaji berbagai jenis serabi khas daerah di Jakarta. Tapi yang membedakan serabi solo dengan serabi jenis lainnya adalah teksturnya lembut. Rasanya pun manis dan gurih.
“Tersaji ragam varian rasa serabi solo. Mulai dari rasa original, coklat, keju, pisang dan nangka, serta teksturnya lembut bercita rasa lezat gurih,” ujar Budi, kepada Cendana News saat ditemui di tempat jualannya di Jalan Raya RA Fadillah, Jakarta Timur, Sabtu (30/10/2021).
Penyajian serabi solo berbeda dengan serabi daerah lain. Contohnya, jelas dia, serabi bandung saat matang bisa langsung dimakan. Sementara serabi solo disajikan dengan cara digulung saat masih panas, lalu dibungkus dengan daun pisang menambah aroma wangi saat disantap.

Serabi solo ini berbahan dasar tepung beras, santan kelapa, dan gula pasir. Semua bahan disatukan dan diaduk rata. Setelah adonan merata, lalu dimasak dalam cetakan serabi berbahan baja yang lengkap dengan tungkuknya.
“Dimasak dengan api kecil kompor gas. Setelah tengahnya matang dan pinggirannya kering, angkat dan simpan di nampan berbahan bambu yang dialasi daun pisang,” ujarnya.
Dengan cita rasa yang gurih varian topping, harga serabi solo ini sangat terjangkau. Sekotak kardus isi 10 buah serabi Solo di patok seharga Rp 30.000. Sedangkan isi 6 buah serabi Solo Rp 20.000.