Kolaborasi Kunci Pengembangan Pemanfaatan Riset di Indonesia

Editor: Makmun Hidayat

Ketua Penelitian Kebijakan Iptekin P2KMI - LIPI, Agus Fanar Syukri, saat dihubungi, Kamis (21/10/2021). -Foto Ranny Supusepa/HO-Agus Fanar Syukri
Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI), Dr. Totok Hari Wibowo, saat dihubungi, Kamis (21/10/2021). -Foto Ranny Supusepa/HO-Dok. Totok Hari Wibowo

Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI), Dr. Totok Hari Wibowo memaparkan kebijakan riset dan inovasi yang ideal membutuhkan referensi sebagai sandaran penilaian.

“Ada banyak pilihan referensi sebagai tolak ukur, untuk menentukan target pencapaian. Terutama di masa seperti sekarang, yang belum ketahuan ujungnya di mana. Sehingga akan ketahuan di mana posisi Indonesia saat ini serta akan ke mana Indonesia dan apa saja yang dicapai,” kata Totok.

Ia mengungkapkan perlu dilakukan pemetaan pada faktor penyebab selama ini perkembangan riset dan inovasi Indonesia belum bertumbuh secara baik.

“Dari perjalanan LIPI, sebagai contoh, yang dapat terlihat adalah batasan keilmuan yang berkembang menjadi suatu budaya dan etos kerja, yang tanpa disadari menciptakan kesenjangan antara satu bidang keilmuan maupun antara lembaga penelitian,” tuturnya.

Seharusnya, pengembangan ilmu pengetahuan melalui kebijakan, mampu melibatkan keseluruhan komponen dan aspek dalam suatu negara.

“Sehingga mampu untuk meningkatkan stok pengetahuan, meningkatkan penggunaan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi dan mampu menjadikan teknologi sebagai faktor penggentar bagi negara lain,” tuturnya lebih lanjut.

Totok juga mengemukakan pentingnya relasi dengan negara yang memiliki tingkat pemanfaatan teknologi yang lebih tinggi sebagai faktor pendongkrak pemanfaatan teknologi di Indonesia.

Lihat juga...