Lahan Gambut Berperan Penting Kendalikan Perubahan Iklim
Menurut dia, pemanfaatan gambut harus berbasis situasi di lapangan, karena karakteristik gambut yang khas yang berbeda-beda dari satu area dan area lainnya.
Lulie Melling juga menekankan konsep pengelolaan gambut yang berbasis penelitian gambut temperate, yang memiliki empat musim, tidak bisa diterapkan di lahan gambut tropis seperti yang ada di Malaysia dan Indonesia.
“Dengan banyak karakteritistik gambut, maka praktik terbaik pengelolaan gambut berbeda-beda. Tidak bisa gambut dikelola hanya berdasarkan sejarah atau data lama, apalagi jika ada agenda tersembunyi,” katanya.
Dia menegaskan, tidak tepat jika ada lembaga atau LSM yang berkampanye soal pengelolaan gambut berdasarkan pengalaman masa lalu di Eropa.
Ketua Umum Himpunan Gambut Indonesia (HGI), Profesor Supiandi Sabiham, menyatakan berdasarkan data Kementerian Pertanian, masih ada sekitar 40 persen lahan gambut yang terlantar, tidak dikelola dan mengalami degradasi.
Jika lahan tersebut dibiarkan, lanjutnya, maka bisa memicu kerusakan yang lebih parah, juga kebakaran lahan yang akhirnya memicu isu negatif dalam pengelolaan gambut.
Karena itu, Supiandi mengajak para peneliti untuk terus melakukan penelitian pemanfaatan gambut secara berkelanjutan. (Ant)