Lezatnya Jengkol Sebagai Lalapan Segar dan Olahan Lauk Tradisional
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Jengkol jadi salah satu bahan kuliner yang kerap jadi favorit sejumlah makanan tradisional. Mulai dari yang muda, tua dan yang mendekati proses berkecambah dikenal dengan bleweh.
Rosiyam, pedagang makanan di pasar Tugu, Tanjung Agung Raya, Kedamaian, Bandar Lampung menyebutkan, jengkol muda berfungsi sebagai lalapan sebagai pelengkap menu sambal seruit. Memiliki ciri khas kulit warna kuning, bertekstur lembut dan kenyal, rasa getir membuatnya banyak diminati untuk lalapan. Satu kilogram dijual seharga Rp10.000.
Jenis jengkol tua seharga Rp8.000 dan kerap digunakan sebagai bahan untuk lalapan dan lauk berbagai variasi olahan. Sementara yang telah berbentuk bleweh dijual seharga Rp5.000 per kilogram.
“Banyak warga yang menyukai jengkol sebagai lalapan pelengkap bersama daun kemangi, kacang panjang, terong hingga timun. Permintaan selalu stabil untuk usaha kuliner dan sejumlah ibu rumah tangga,” terang Rosiyam saat ditemui Cendana News, Sabtu (2/10/2021).
Jengkol yang dikenal memiliki aroma khas sebut Rosiyam banyak digunakan pada olahan menu tradisional. Sebagian warga yang membeli kerap menggunakannya sebagai lalapan. Agar bisa disantap dengan lebih lezat, ia menyebut proses penyajian dengan cara digoreng terlebih dahulu. Setelah jengkol diiris tipis bisa digunakan sebagai lalapan bersama sambal cabai hijau.
“Jengkol tetap jadi favorit sebagai pelengkap menu kuliner tradisional sehingga menambah nafsu makan,”ujarnya.
Pemilik warung kuliner di pasar Tugu, Rosmala menyebut menyediakan menu jengkol dalam beberapa varian, seperti rendang yang diolah memakai beragam bumbu rempah. Sebelum diolah, ia merendam jengkol yang telah tua agar lebih lunak kemudian digeprek.