Maksimalkan Lahan, Petani Bandar Lampung Terapkan Penanaman Polikultur
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Sistem polikultur atau dikenal dengan sistem tumpangsari jadi pilihan petani di Bandar Lampung. Sebagian petani di wilayah Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung memaksimalkan lahan untuk pertanian.
Suryanti, salah satu petani menyebut lahan dimanfaatkan olehnya untuk menanam sayuran, tebu kuning dan pohon buah. Hasilnya ia bisa mendapat sumber pendapatan.
Sumber pendapatan rutin sebut Suryanti diperoleh dari panen tebu kuning. Jenis tebu kuning merupakan bahan pembuatan es tebu.
Es tebu tersebut dijual seharga Rp2.000 hingga Rp5.000 per gelas. Pedagang es tebu lain juga bisa membeli batang tebu seharga Rp2.000 sepanjang satu meter. Selain tebu kuning kebun juga dimanfaatkan sebagai lahan untuk menanam durian, manggis, melinjo dan pisang.
Sistem penanaman polikultur atau tumpangsari sebut Suryanti sangat menguntungkan. Lahan terbatas pada lahan perkotaan sebutnya masih bisa dimanfaatkan sebelum digunakan sebagai permukiman.
Berbagai jenis tanaman bisa dipanen tahunan seperti durian, petai, manggis dan jengkol. Jenis tanaman melinjo bisa dipanen setiap dua hari sebagai bahan sayuran dan emping.
“Berbagai jenis tanaman pertanian masih bisa memberi penghasilan bagi petani sebagian untuk kebutuhan sehari hari, dijual langsung seperti es tebu serta hasil panen dijual kepada pengepul hasil pertanian jenis melinjo untuk pembuatan emping,” terang Suryanti saat ditemui Cendana News, Senin (18/10/2021).
Akses jalan strategis sebut Suryanti menjadikan wilayah Sumber Agung dikenal sebagai penghasil durian. Sebagian durian juga diperoleh dari wilayah Sukadanaham yang dijual pada akses menuju ke sejumlah destinasi pariwisata alam.