Malaysia Tidak Ingin Pemimpin Junta Myanmar Hadiri Pertemuan Puncak ASEAN
Komitmen tersebut mencakup di antaranya dialog dengan semua pihak, akses kemanusiaan, dan penghentian semua tindakan kekerasan.
Beberapa anggota ASEAN telah menyatakan kekesalannya dengan kegagalan junta untuk mengikuti rencana tersebut, dengan Malaysia, Indonesia, dan Singapura memberikan tanda-tanda untuk mengecualikan pemimpin junta dalam KTT ASEAN.
Saifuddin mengatakan bahwa tanpa konsensus dari semua anggota, tidak ada protokol untuk mengecualikan anggota ASEAN.
Namun, ia yakin ada solusi untuk mengatasi isu partisipasi Myanmar dalam KTT ASEAN mendatang.
Sementara itu, Thailand menyuarakan sikap yang lebih bernada damai dengan menyatakan bahwa Thailand memandang Myanmar sebagai anggota keluarga ASEAN.
Kementerian Luar Negeri Thailand juga menyebut bahwa kunjungan Erywan adalah “langkah pertama yang penting dalam proses membangun kepercayaan dengan tujuan mendorong dialog”.
“Kami juga percaya pada kebijaksanaan kolektif semua negara anggota ASEAN, termasuk Myanmar, untuk mengatasi semua tantangan bersama-sama,” kata Kemlu Thailand dalam pernyataannya.
Juru bicara junta Myanmar Zaw Min Tun mengatakan negara itu mengizinkan kunjungan utusan ASEAN Erywan, tetapi dia tidak akan diizinkan bertemu Suu Kyi karena dia didakwa melakukan kejahatan.
Kementerian luar negeri Myanmar pada Kamis malam (14/10) merilis pernyataan yang berisi komitmen terhadap rencana ASEAN.
Disarankan agar Erywan memprioritaskan cara “membangun kepercayaan dan keyakinan” pada kunjungan pertamanya ke Myanmar. [Ant]