Mayjen Soeharto & Pembebasan Presiden Soekarno dari Pelaku G30S/PKI
Mendengar jawaban itu Presiden terdiam kemudian mengajukan pertanyaan, “Apa Jalan ke Bogor ini aman?” Bambang memberikan jaminan bahwa perjalanan ke Bogor aman, “Aman Pak… Bapak tidak usah khawatir, kami akan membawa Bapak dengan selamat sampai ke Istana Bogor”.
Sesampainya di Istana Bogor, Bambang menyampaikan tugasnya membawa ke tempat aman telah selesai dan dijawab ucapan “terima kasih” oleh Presiden. Ia dan Brigjen Sabur kemudian melapor via telepon kepada Mayjen Soeharto bahwa Presiden telah berada di Istana Bogor dalam keadaan selamat. Sedangkan Saelan menghubungi Pangdam Siliwangi Mayjen Ibrahim Adji bahwa Presiden sudah berada di Bogor.
Mayjen Soeharto tidak hanya mempercayakan kepastian keberadaan Presiden di Istana Bogor atas laporan Bambang dan Sabur. Ia memerintahkan Kolonel Alex yang domisilinya di Bogor untuk memastikan laporan bahwa Presiden sudah berada di Istana Bogor.
Terbebasnya Presiden dari cengkeraman komplotan G30S/PKI di Halim menyebabkan rencana darurat PKI membawa Presiden ke Yogyakarta mengalami kegagalan. Terpisahnya komplotan G30S/PKI dari Presiden juga menandai berakhirnya “kendali inisiatif coup” para pimpinan PKI dan segera menempatkannya dalam “proses kerja penyelamatan partai”. Para pimpinan G30S/PKI tercerai berai dan melarikan diri ke daerah-daerah sebelum akhirnya berhasi ditangkap dan menghadapi proses peradilan.
Pembebasan Halim
Setelah kepergian Presiden, komplotan G30S/PKI juga segera ditinggalkan Aidit dan Men/Pangau Omar Dhani. Aidit menggunakan fasilitas penerbangan AURI menuju Yogya dalam rangka membangun basis perjuangan yang baru. Sedangkan Men/Pangau Omar Dhani terbang meninggalkan Halim dan berputar-putar di atas Jawa selama 6 jam sebelum akhirnya mendarat di Madiun.