Mencegah Orang-Orang Munafik Berkuasa
OLEH: HASANUDDIN
“Mereka menjadikan Allah sebagai saksi atas isi hatinya”, ini terkait dengan mentalitas kaum “munafik” yang dibahas pada ayat 8-12 pada surah Al-Baqarah. (Selengkapnya lihat pada tafsir The Message).
Selanjutnya Allah swt berfirman:
وَاِذَا تَوَلّٰى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ
Wa iżā tawallā sa‘ā fil-arḍi liyufsida fīhā wa yuhlikal-ḥarṡa wan-nasl, wallāhu lā yuḥibbul-fasād.
“Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan.” (Q.S Al-Baqarah [2] : 205).
Di sampaing keburukan hati, juga apabila ia berpaling, yakni meninggalkan kamu di tempat lain sehingga kamu tidak bersama mereka, ia berjalan giat dan bersungguh-sungguh di seluruh penjuru bumi untuk melakukan kerusakan padanya sehingga merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak .
Maksudnya ia giat menyebarkan isu negatif dan kebohongan serta melakukan aktivitas yang berakibat kehancuran dan kebinasaan bagi masyarakat. Sungguh Allah akan menjatuhkan siksa kepada mereka, karena Allah tidak menyukai pengrusakan.
firman-Nya Al-Harts wan nasl yang di atas diterjemahkan dengan tanaman dan binatang ternak dapat juga dipahami dari arti wanita dan anak-anak, yakni mereka melakukan kegiatan yang melecehkan wanita serta generasi muda. Al-Qur’an menamai istri ladang/tanaman, sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah ayat 223.
Bila kata tawalla dipahami dalam arti memerintah, maka tipe manusia ini adalah sangat pandai berbicara, menawarkan program-program yang menakjubkan, hingga akhirnya ia terpilih sebagai penguasa. Tetapi ketika berkuasa, ia melecehkan wanita dan generasi muda, serta melakukan aneka pengrusakan. Lihat selengkapnya pada Tafsir Al-Misbah.