Nugal, Tradisi Warga Dayak di Sekadau Kalbar Menanam Padi di Ladang

Masyarakat adat Desa Padak Kecamatan Belitang wilayah Sekadau Kalimantan Barat bertani secara tradisional dan saat ini musim nugal (menanam padi) yang merupakan tradisi turun menurun – foto Ant

PUTUSSIBAU – Masyarakat adat di Desa Padak Kecamatan Belitang wilayah Sekadau, Kalimantan Barat (Kalbar), masih mempertahankan cara menanam padi mereka, yang biasa disebut nugal.

Saat ini, nugal sudah sebagai warisan turun temurun dari leluhur. “Kebersamaan dan semangat gotong royong yang terjalin pada saat menugal padi itu seperti roh tersendiri bagi masyarakat adat,” kata Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sekadau, Welbertus Willy, Kamis (14/10/2021).

Willy menyebut, berladang adalah cara masyarakat adat melestarikan peninggalan leluhur. Setelah proses pembukaan lahan dengan cara dibakar, sisanya kemudian dibersihkan. Dan setelahnya, tiba saatnya nugal padi atau menanam padi.

Tradisi turun temurun yang sudah mendarah daging di masyarakat adat dayak dalam berladang itu, sudah menjadi ciri khas masyarakat adat. “Selamat melaksanakan nugal kepada masyarakat adat atau petani tradisional dimana berada, peninggalan leluhur harus tetap kita lestarikan,” ucap Willy.

Salah satu petani tradisional di Desa Padak Kecamatan Belitang, Sebatianus mengatakan, menanam padi konvensional itu merupakan warisan nenek moyang masyarakat adat. Saat ini, masyarakat adat di daerahnya sibuk nugal padi, karena memang saat ini musim menanam padi di ladang. “Menanam padi di ladang merujuk pada siklus tahunan bertani konvensional masyarakat adat secara turun temurun,” jelas dia.

Hanya saja, belakangan ini memang tradisi tahunan masyarakat adat menanam padi senantiasa menjadi sorotan terlebih pada saat membakar ladang. “Semoga ke depan ada solusi-solusi payung hukum bagi masyarakat adat, agar petani tradisional tidak was-was,” pinta Sebatianus. (Ant)

Lihat juga...