Pandemi, Perajin Pertahankan Buka Lapak di Pinggir Jalan Pantura
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SITUBONDO – Memanfaatkan potensi kulit kerang laut yang digunakan sebagai bahan kerajinan tangan, memiliki keuntungan tersendiri bagi para perajin, khususnya di Situbondo, Jawa Timur. Namun dampak pandemi, prospek usaha kerajinan mengalami penurunan secara signifikan.
Salah satu orang perajin, Indah, warga Desa Pasir Putih, Kecamatan Melandingan, Situbondo mengatakan, hasil usaha kerajinan yang ia tekuni selama bertahun-tahun lamanya, turut terdampak adanya pandemi Covid-19.
Walaupun tingkat kasus persebaran yang terjadi sudah melandai, namun dampak terhadap usahanya masih belum bisa dirasakan.
“Kasus Covid-19 sekarang sudah kembali melandai, bahkan tidak ada orang yang terdampak lagi. Semoga menjadi peluang bagi setiap pelaku usaha,” ujar Indah kepada Cendana News di Desa Pasir Putih, Kecamatan Melandingan, Situbondo, Selasa (19/10/2021).
Indah mengaku, belum ada peluang besar terhadap usaha yang ditekuni hingga saat ini. Bahkan omzet yang didapatkan tidak ada kepastian setiap harinya. Untuk mencari pasokan pasar pun belum ia dapatkan.
“Untuk bisa laku terjual satu kerajinan tangan saja saat ini sulit sekali. Walaupun harganya sudah sangat murah. Satu kerajinan kulit kerang saya jual seharga Rp.30.000 di masa pandemi Covid-19 saat ini,” ungkapnya.
Untuk menarik pelanggan, Indah menyebutkan, bahwa dirinya kini membuka lapak dagangan usaha di pinggir jalan utama. Hal itu untuk mempermudah dirinya menampilkan kerajinan yang dibuatnya kepada para pengendara motor.
“Kalau sebelum pandemi Covid-19, biasanya saya buka lapak di tempat wisata. Karena pengunjungnya tidak ada, saya berupaya membuka lapak baru. Tujuannya agar pembeli bisa tertarik terhadap kerajinan yang saya buat ini,” ucapnya.