Pandemi Sebabkan Peningkatan Biaya Logistik Antarnegara

Editor: Makmun Hidayat

Selain itu, melihat kasus di Eropa, di mana adanya peraturan yang bisa mendiskriminasi produk Indonesia, perlu diambil langkah-langkah untuk mencegah hal yang sama terjadi pada ekspor ke wilayah benua Amerika.

“Sudah harus dipersiapkan legalitas dan sertifikasi agar terjamin proses ekspornya tanpa melupakan aspek keberlanjutan,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, saat ini Indonesia sudah memiliki perjanjian tarif dengan negara Amerika Latin dan Karibia yang menghasilkan penghapusan 7.669 tarif ekspor produk dari Indonesia ke Chili dan ada 78,3 persen sudah mendapat tarif 0 persen.

“Selain dengan Chili, juga sedang dilakukan perundingan dengan organisasi yang beranggotakan 4 negara, Brazilia, Argentina, Uruguay dan Paraguay,” ungkapnya lagi.

Ngurah menyebutkan pemerintah terus mengupayakan langkah dalam mengatasi permasalahan yang muncul.

“Pada tanggal 14-15 Oktober ini akan diselenggarakan pertemuan bisnis untuk kali ketiga dengan negara Amerika Latin dan Karibia, yang akan menyediakan waktu juga untuk one on one business meeting. Acara ini akan menjadi peluang, terutama bagi pebisnis baru dan para pelaku UMKM untuk menjajaki kerja sama bisnis yang ada,” tandasnya.

Ia menyatakan potensi bisnis antara Indonesia dengan negara di benua Amerika akan menjadi potensi peningkatan ekspor jika mampu mengidentifikasikan kebutuhan yang ada dan mampu melompati berbagai tantangan yang ada.

“Di sini pentingnya diplomasi ekonomi membuka peluang kerja sama untuk menopang kemandirian ekonomi Indonesia yang berkontribusi bagi masyarakat Indonesia. Dengan cara meningkatkan kinerja ekspor dan meningkatkan investasi di Indonesia. Dan jika pandemi sudah berakhir maka saatnya ekonomi wisata dimulai,” pungkas Ngurah.

Lihat juga...