Pentingnya Kajian Berbasis Risiko Bencana untuk Pengembangan Selat Sunda

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Karena itu, penelitian dan pengembangan yang berbasis pada kajian risiko dan peningkatan kapasitas terus dilakukan oleh Pusat Riset Kelautan untuk memastikan menurunnya dampak negatif atas kejadian yang disebabkan oleh aktivitas alam.

“Penelitian tematik sudah dilakukan pada tahun 2021 di Pandeglang dan Lampung Selatan terkait perkembangan fenomena alam berkaitan gempa bumi dan faktor pembangkit tsunami yang nantinya akan dijadikan landasan kebijakan tata ruang pesisir pasca bencana,” ucapnya lagi.

Ia menyatakan pertanyaan yang harus dijawab sebelum mengeluarkan kebijakan sistem dan tata kelola bencana yang berbasis mitigasi dan adaptasi adalah apakah kita sudah menguasai pengetahuan komprehensif mengenai karakteristik sumber bencana, serta apakah sudah cukup pengetahuan dan teknologi yang adaptif maupun mitigatif untuk mengurangi risiko dampak bencana dalam pengaturan tata ruang.

“Misalnya pengetahuan tentang zona sesar gempa untuk tata ruang yang mampu mengurangi risiko dampak bencana atau menyesuaikan dengan tingkat risiko yang ada di wilayah tersebut,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Peneliti Pusat Riset Kelautan, Dr. Marza Ihsan Marzuki, MT yang secara rinci menjelaskan peran strategis Selat Sunda yaitu sebagai jalur ALKI, lokasi objek strategis nasional, koridor Sumatera dan Jawa dalam Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, potensi perikanan tangkap, kawasan industri bertaraf internasional dan merupakan komponen KEK Tanjung Lesung.

Peneliti Pusat Riset Kelautan, Dr. Marza Ihsan Marzuki, MT, memaparkan hasil kajian di wilayah pasca bencana area Selat Sunda, dalam FGD Mitigasi Bencana Pesisir, Rabu (27/10/2021) – Foto: Ranny Supusepa
Lihat juga...