Perkampungan Budaya Betawi Lestarikan Batik Betawi Sarat Makna Filosofi
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Pelaksana tugas (Plt) Sub Bagian Tata Usaha Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi (PBB), Bayu Permana mengatakan, batik Betawi merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah berkembang dan diakui dunia internasional sebagai warisan budaya.
Karena dalam setiap motif yang tersaji pada sehelai kain batik Betawi memiliki makna filosofi yang mendalam terkait kehidupan masyarakat Betawi.
“Pelestarian batik Betawi menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan batik yang kaya makna filosofi ini menjadi pusaka budaya kebanggaan bangsa Indonesia,” ujar Bang Ubay demikian panggilan Bayu Permana, kepada Cendana News ditemui di Museum Betawi yang berada di area Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan, Minggu (31/10/2021).
Upaya melestarikan batik Betawi sebagai warisan leluhur terus dilakukan oleh pengelola PBB bersinergi dengan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Keluarga Batik Betawi (KBB) dan seniman Betawi.
“Kami punya zona khusus batik, workshop pembuatan batik Betawi. Dalam museum Betawi juga tersaji ragam batik Betawi yang sarat akan nilai sejarah budaya dan filosofi kehidupan masyarakat Betawi,” imbuhnya.
Dalam sejarahnya, jelas Bang Ubay, pembuatan batik diawali pada abad ke-19 dengan motifnya mengikuti corak batik wilayah pesisir utara Pulau Jawa, yaitu bertemakan pesisiran.
Karena permintaan pasar batik mengalami peningkatan sangat pesat, maka pada saat itu pengusaha batik yang mayoritas orang Tionghoa mendatangkan perajin batik dari Pekalongan dan Solo untuk mengerjakannya di Batavia atau Jakarta.
“Tepatnya di daerah Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Itu abad 19 mengikuti corak motif batik pesisir Jawa, dan ada nilai komersilnya,” ujarnya.