Petani Amohalo di Kendari Didorong Optimalkan Sistem Organik
KENDARI – Dinas Pertanian Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong petani yang ada di kawasan Amohalo, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, untuk menerapkan sistem pertanian organik.
“Saat ini kita bekerja sama dengan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara guna mendorong sistem pertanian di Amohalo untuk menerapkan sistem pertanian organik,” kata Kepala Dinas Pertanian Kendari Sitti Ganef di Kendari, Minggu.
Dia menyebut potensi lahan pertanian yang cukup besar di kawasan Amohalo, Kelurahan Baruga kurang lebih 1.000 hektare sehingga pihaknya menetapkannya menjadi salah satu sentral dan lumbung pangan di Kota Kendari.
Selain itu, dengan topografi kawasan pertanian berbentuk dataran berbukit ditunjang dengan ketersediaan air dan hutan kota menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan agrowisata berbasis pertanian organik.
Ganef mengatakan, tahun ini pihaknya telah mengusulkan kegiatan penyusunan masterplan pengembangan agrowisata Amohalo dengan rencana sebaran pengembangan komoditas berupa lahan padi sawah seluas kurang lebih 700 hektare, hortikultura 33 hektare, tanaman buah-buahan 215 hekatare, jagung dan umbi-umbian seluas 45 hektare serta pengembangan komunitas lainnya seperti peternakan dan perikanan darat.
Khusus pengembangan komoditas tanaman padi sawah dari total potensi kurang lebih 700 hektare sudah dikelola seluas 450 hektare atau sekitar 64,29 persen.
“Kebijakan pengembangan pertanian di Amohalo diarahkan pada pengembangan pertanian organik, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar dia.
Dijelaskan, kebijakan tersebut diarahkan untuk menghasilkan produk pangan sehat dan upaya mendorong peningkatan nilai tambah petani dari produk produk pangan sehat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.