Sejumlah Warga di Bandar Lampung tak Bisa Divaksin karena Alasan Medis

Editor: Koko Triarko

Sementara itu, Sutirman, warga Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, mengaku dua kali gagal mengikuti vaksinasi karena tensi atau tekanan darah yang berada di atas normal. Ia pun mengakui jika tensi darahnya yang naik dipengaruhi oleh pola makan dan seringnya begadang.

“Setelah melalui proses bertahap dan saya mematuhi anjuran tenaga kesehatan, tensi mulai normal dan bisa divaksin,” ulasnya.

Proses vaksinasi Covid-19, sebut Sutirman dilakukan dengan pengecekan kesehatan. Sebelum dilakukan pengecekan riwayat kesehatan, tensi darah, petugas kesehatan melakukan swab antigen. Berusia lebih dari 60 tahun, membuat ia tetap ingin divaksin. Ia tidak menderita penyakit penyerta, sehingga bisa menjalani vaksinasi di Gedung Serba Guna (GSG) Raden Intan, Penengahan.

Pemberian vaksinasi bagi sejumlah kelompok prioritas juga telah menyasar individu berusia lebih dari 12 tahun.

Gaby, salah satu warga asal Desa Pasuruan yang duduk di bangku SMP, mengaku senang bisa ikut dalam program vaksinasi. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan tensi darah, swab antigen dan dinyatakan negatif, ia bisa menerima vaksin Covid-19.

“Sekolah akan memberlakukan pembelajaran tatap muka, salah satu syarat harus sudah divaksin, sehingga saat ada kesempatan daftar,” ulasnya.

Kepala Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Puskesmas Rawat Inap Ketapang, Samsu Rizal, menyebut vaksinasi Covid-19 penting untuk menjaga kekebalan komunal. Penting diketahui bagi yang memiliki faktor risiko dan penyandang penyakit tidak menular (PTM) untuk mengetahui manfaat vaksinasi. Vaksinasi merangsang sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko terjadinya penularan Covid-19.

Lihat juga...