Semen dari Limbah Sapi dan Jerami Ramah Lingkungan
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Siapa mengira, jika kotoran sapi yang selama ini umumnya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang atau biogas, ternyata juga dapat diolah menjadi alternatif bahan perekat batu bata selayaknya semen?
Hal tersebut ditunjukkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, dalam pembangunan taman ecobrick, yang berada di lingkungan kantor tersebut.
“Dalam pembangunan taman ecobrick ini, selain memanfaatkan ecobrick yang dibuat dari pengolahan limbah sampah plastik sebagai pengganti batu bata, kita juga memanfaatkan kotoran sapi atau kerbau sebagai pengganti semen,” papar Kepala DLH Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono, saat dihubungi di Semarang, Rabu (13/10/2021).
Dipaparkan, dari sejumlah penelitian yang dilakukan oleh para ahli, diketahui kotoran sapi memiliki daya rekat yang cukup baik sebagai alternatif pengganti semen.
“Nenek moyang kita juga sudah melakukannya, seperti suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, juga sudah menggunakan kotoran sapi ini untuk pengganti semen dalam membuat tangga dan lantai rumah,” terangnya.
Tidak hanya mudah didapat serta murah, namun juga ramah lingkungan.
“Kita ingin mengajak masyarakat untuk bisa memanfaatkan limbah yang ada di sekitar, termasuk limbah plastik dan kotoran sapi ini, untuk dikreasikan menjadi hal yang berguna,” terangnya.
Sementara, Eko Gustini Pramukawati dari Program Kampung Iklim (Proklim) Purwokeling Semarang, memaparkan untuk membuat semen ramah lingkungan tersebut diperlukan tiga bahan utama, yakni kotoran sapi atau kerbau, tanah liat dan jerami kering.