Tarian Aster Menutup Laga Sepatu Roda PON Papua

Sejumlah pelaku seni menari tarian aster saat menutup pelaksanaan perlombaan sepatu roda Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di Jembatan Merah Youtefa, Minggu (3/10/2021) - foto Ant

JAYAPURA – Tarian Aster, yang dibawakan sejumlah pelaku seni dari sanggar Irupnawa Jayapura, menutup laga cabang olahraga sepatu roda di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, yang telah berlangsung sejak 27 September hingga 3 Oktober.

Tarian dari para penari, membuat suasana di sekitar Jembatan Merah Youtefa menjadi semakin meriah. Apalagi satu ruas jalan di jembatan Youtefa ditutup, untuk pelaksanaan pertandingan sepatu roda. Masyarakat tumpah ruah mengisi jalanan, yang diblokade untuk kendaraan tersebut.

Antusiasme masyarakat dalam meramaikan pertandingan sepatu roda terlihat, saat mereka berbondong-bondong berjalan kaki dari lokasi pertandingan ke lokasi penyerahan medali seusai perlombaan berakhir. Jarak antara titik penyelenggaraan dengan lokasi upacara pengalungan medali mencapai lebih dari satu kilometer. Kondisi itu tak menyurutkan mereka untuk terlibat dalam pesta pora olahraga.

Saat menunggu penghitungan resmi pertandingan terakhir sepatu roda nomor Team Time Trial (TTT) 10.000 meter putra/putri, para penari menghangatkan suasana lewat tarian Aster. Alunan musik yang keluar melalui pengeras suara mengajak penonton untuk ikut menari. Baik anak kecil, muda-mudi, hingga orang tua, turun ke jalan untuk menari bersama.

Ketua Umum Persatuan Sepatu Roda Indonesia (Perserosi), Velix Wanggai menilai, antusiasme masyarakat dalam memeriahkan perlombaan sepatu roda, di luar dugaannya. Padahal, cabang sepatu roda bukan olahraga populer di Papua. Berbeda jika dibandingkan dengan sepak bola yang menjadi olahraga favorit masyarakat Papua. “Ini membuktikan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk memomulerkan olahraga sepatu roda di Papua,” kata dia.

Lihat juga...