Tingkat Literasi Anak di Indonesia Masih Rendah
Editor: Koko Triarko
BANDUNG – Salah satu fakta yang cukup memprihatinkan dari bangsa Indonesia adalah tingkat literasi yang masih rendah. Hal demikian, menurut praktisi pendidikan dari Sekolah Samaria, karena anak-anak Indonesia tidak dibiasakan membaca sejak usia dini.
“Kalau kita bandingkan dengan negara lain seperti Thailand, anak-anak SMA di sana diwajibkan membaca minimal lima buku sastra. Di Amerika, bahkan anak SMA diwajibkan membaca 32 judul buku. Sementara di Indonesia tidak ada kewajiban sama sekali. Ini fakta yang sangat memprihatinkan,” ujar Debbie Khumara, dalam webinar bertajuk Strategi Yang Sering Dilupakan Ketika Membaca, yang diikuti Cendana News, Kamis (7/10/2021).
Tak heran, lanjut Debbie, kebanyakan anak Indonesia mengalami rabun membaca dan tidak bisa menulis, serta prestasinya rendah. Bahkan dari 41 negara, Indonesia hanya bisa bercokol di peringkat 39.
“Kita harus mulai membiasakan anak-anak membaca sedini mungkin. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam hal ini. Idealnya sebelum anak masuk TK, dia sudah dibacakan 1000 buku,” tandas Debbie.
Debbie mengatakan, bahwa anak-anak harus mulai dibiasakan akrab dengan berbagai kosa kata, melalui cara memperkenalkan terlebih dahulu akar dari satu kata.
“Misalnya, dari akar kata ‘lihat’, kemudian dikenalkan dengan pengembangan katanya, seperti melihat, memperlihatkan, kelihatannya, dilihat, terlihat, pengelihatan dan sebagainya. Jadi, dari satu kata bisa berkembang menjadi banyak kata,” jelas Debbie.
Selain pengembangan kata, anak juga perlu diperkenalkan dengan kata yang identik dengan kata tersebut, seperti melihat yang identik dengan menyaksikan, menonton, memandang, dan sebagainya.