Uniknya Tradisi Becekan Dandan Kali Warga Lereng Merapi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
YOGYAKARTA — Sejumlah warga di kawasan lereng gunung Merapi, tepatnya Kepuharjo Cangkringan Sleman nampak sibuk mempersiapkan acara kenduri desa tahunan, Jumat (1/10/2021) pagi kemarin.
Bertempat di kawasan Sungai Gendol yang berhulu di lereng gunung Merapi, warga dari tiga dusun yakni dusun Manggong, Kepuh, serta Pagerjurang terlihat menyembelih empat ekor kambing jawa untuk dimasak menjadi aneka makanan.
Uniknya, dari semua warga tersebut tak ada satupun yang berasal dari kaum perempuan. Seluruhnya merupakan kaum laki-laki, mulai dari remaja, bapak-bapak hingga kakek-kakek. Mereka nampak mahir memasak gulai kambing untuk nantinya dibagikan pada seluruh warga desa.
Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto mengatakan, kegiatan yang dilakukan masyarakat desanya ini biasa disebut dengan tradisi ‘Becekan Dandan Kali’. Upacara adat yang dilakukan secara turun-temurun ini diadakan setiap setahun sekali tepatnya bulan ke-empat hitungan Jawa, yakni saat pasaran Jumat Kliwon.
“Biasanya tradisi ini digelar dengan acara kirab mulai dari balai desa menuju kali Gendol tempat dilaksanakannya penyembelihan kambing. Namun karena pandemi terpaksa ditiadakan. Jumlah warga yang ikut dalam acara ini juga dibatasi serta dengan penerapan prokes secara ketat,” ungkapnya.
Menurut Heri, tradisi ‘Becekan Dandan Kali’ ini digelar sebagai bagian untuk memohon datangnya hujan di puncak musim kemarau. Selain itu juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat desa terhadap limpahan rezeki yang telah diberikan Tuhan YME melalui Gunung Merapi hingga sungai Gendol.
“Tradisi ini mulanya adalah untuk meminta hujan. Karena jaman dulu menurut cerita orang tua, suatu ketika puluhan mata air di kawasan kali Gendol ini tiba-tiba mengering. Agar belik-belik itu bisa kembali muncul air, harus ada syarat pengorbanan kambing Jawa. Serta yang melakukan semuanya harus kaum laki-laki, tidak boleh ada kaum perempuan,” katanya.