Cuaca Ekstrem Terjadi Saat Kebakaran Kilang di Cilacap
Menurutnya, resolusi data itu mungkin tidak tinggi sehingga kurang bisa merepresentasikan kondisi saat terjadi badai dalam skala yang sangat luas.
“Badai tidak hanya awan saja, tapi juga hujan, jadi terbentuk awan konvektif dengan pertumbuhan sangat cepat didukung badai. Saya pribadi berkeyakinan aktivitas petir itu pasti sudah terdapat di dalamnya,” ujar Erma.
Sementara itu BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, mengatakan dari alat deteksi petir di BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara diperoleh analisis, bahwa pada hari Sabtu (13/11), pukul 18.00 WIB hingga 19.30 WIB, terdapat dua sambaran petir dengan jarak 45 kilometer dan 12 kilometer.
Sambaran petir pertama terjadi pada pukul 18.47 WIB, sedangkan yang kedua pada pukul 19.23 WIB.
Analisa BMKG menyatakan, sambaran petir yang terdekat dengan area kilang terjadi pada pukul 18.47 WIB.
Seperti diwartakan sebelumnya, insiden kebakaran di area Kilang Cilacap terjadi pukul 19.10 WIB, Sabtu malam (13/11/2021), menimpa tangki 36 T-102.
Tangki itu berisi komponen produk Pertalite sebanyak 31.000 kiloliter.
Sepanjang 26 tahun terakhir, dari 1995 hingga 2021, insiden kebakaran kilang minyak di Cilacap telah terjadi sebanyak tujuh kali.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi dan investigasi terkait insiden kebakaran tersebut.
Dia memastikan, pasokan bahan bakar minyak maupun elpiji masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, sehingga masyarakat tidak perlu melakukan panic buying atau pembelian berlebihan. (Ant)