Emas Stabil di Asia, Kekhawatiran Inflasi Imbangi Menguatnya Dolar
BENGALURU — Harga emas stabil di perdagangan Asia pada Selasa, setelah reli ke tertinggi lima bulan di sesi sebelumnya, karena kekhawatiran atas meluasnya risiko inflasi membuat daya tarik safe-haven emas tetap utuh dalam menghadapi dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi yang meningkat.
Emas di pasar spot bergerak datar di 1.862,81 dolar AS per ounce pada pukul 01.40 GMT, sementara emas berjangka AS juga datar di 1.866,80 dolar AS per ounce.
Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin mengatakan pada Senin (15/11/2021) bahwa Fed AS tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga jika menyimpulkan inflasi yang tinggi mengancam untuk bertahan, tetapi bank sentral harus menunggu untuk mengukur apakah inflasi dan kekurangan tenaga kerja terbukti lebih berlangsung lama.
Kenaikan suku bunga cenderung membebani emas karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang logam mulia tersebut yang tidak memberikan imbal hasil.
Gubernur bank sentral Inggris (BoE) Andrew Bailey mengatakan dia sangat gelisah tentang prospek inflasi dan bahwa suaranya untuk mempertahankan suku bunga awal bulan ini, yang mengejutkan pasar keuangan, telah menjadi seruan yang sangat dekat.
Pengetatan kebijakan moneter sekarang untuk mengendalikan inflasi dapat menghambat pemulihan zona euro, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan pada Senin (15/11/2021), mendorong kembali seruan dan taruhan pasar untuk kebijakan yang lebih ketat.
Menekan emas, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya bertahan mendekati level tertinggi 16 bulan dan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang jadi acuan mendekati tertinggi tiga minggu.