Imbas Cuaca Buruk, Hasil Tangkapan Nelayan Bandar Lampung Minim

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Cuaca buruk dan kurang bersahabat dengan gelombang tinggi, angin kencang, berimbas pada hasil tangkapan nelayan.

Wardiman, nelayan di pantai Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung menyebut ia dan warga lain berprofesi sebagai nelayan tradisional. Memakai perahu katir, dayung dan jaring payang pinggiran profesi nelayan ditekuni.

Pengaruh cuaca sebut Wardiman mempengaruhi hasil tangkapan bagi nelayan tradisional. Ia dan nelayan mengandalkan area tangkapan dari tepi pantai sejauh kurang lebih satu mil.

Berdampingan dengan jalur lalu lintas kapal kargo, kapal ferry, nelayan memakai jaring yang dibentangkan. Hasil tangkapan jenis teri, tenggiri, selar dan ikan pelagis atau permukaan diperoleh hingga lima kuintal per hari.

Hasil tangkapan yang sedang menurun sebut Wardiman mempengaruhi pendapatan. Ia menyebut satu hari hasil tangkapan sejak sepekan hanya mencapai dua kuintal.

Hasil tangkapan nelayan diakuinya tergantung musim migrasi ikan pelagis, cuaca serta volume sampah perairan. Saat penghujan volume sampah plastik, kayu, ranting hingga daun kerap mengganggu jaring payang.

“Jumlah sampah terbawa ke jaring payang pinggiran kerap lebih banyak dari ikan tangkapan sehingga hanya terasa berat kala ditarik, hasilnya minim hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian para penarik jarik payang dengan sistem bagi hasil. Padahal nelayan sebagian memiliki keluarga,” terang Wardiman saat ditemui Cendana News, Senin (1/11/2021).

Wardiman bilang, sistem penjadwalan atau penangkapan ikan bergilir nelayan jaring payang juga mempengaruhi hasil. Sebanyak belasan jaring payang pinggiran dimiliki nelayan untuk ditebar secara bergilir dalam satu kali penebaran maksimal sebanyak tiga kali jaring diangkat.

Lihat juga...