Kayu dan Garam, Bahan Baku Produksi Ikan Asin-Teri Kering

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Produksi ikan asin dan ikan teri di Bandar Lampung tetap eksis menggunakan bahan tradisional. Mardan, produsen ikan asin, teri kering menyebut bahan baku produksi pokok berupa garam, kayu bakar.

Warga Kampung Sukamina, Lempasing, Teluk Betung Timur itu menyebut pasokan ikan berasal dari nelayan Teluk Lampung. Garam, kayu diperoleh dari distributor dan pengepul asal Pesawaran.

Usaha kecil produksi ikan teri sebut Mardan dilakukan secara tradisional. Bahan baku garam sebutnya berasal dari jenis garam krosok dengan sistem karungan. Garam dipergunakan untuk proses perebusan berfungsi sebagai pengawet ikan asin, ikan teri. Penggunaan garam dilakukan saat proses perebusan memakai dandang berbentuk kotak. Penggunaan garam rata rata mencapai satu karung hingga dua karung per hari.

Bahan baku garam krosok perkarung ukuran 20 kilogram hingga 50 kilogram bervariasi. Ia membeli garam mulai harga Rp60.000 hingga Rp90.000 per karung. Penggunaan garam menyesuaikan jumlah ikan yang akan direbus rata rata satu kuintal hingga lima kuintal perhari. Sebagai pendukung sarana produksi ia menyiapkan stok hingga satu ton. Pasokan akan dikirim saat stok menipis untuk kelancaran produksi.

“Produsen sudah memiliki distributor yang akan mengirim pasokan garam krosok sehingga pembuatan ikan teri, ikan asin akan terus berkelanjutan termasuk sarana pendukung lain berupa kayu bakar hingga alat pengeringan jenis para para bambu,” terang Mardan saat ditemui Cendana News, Selasa (2/11/2021).

Mardan bilang normalnya setiap hari bisa memproduksi ikan asin, teri kering bersamaan. Ketika pasokan ikan melimpah dari nelayan di Pelabuhan Perikanan Lempasing, ia akan memproduksi ikan dalam jumlah banyak.

Lihat juga...