Kerusakan Hutan Menjadi Penyebab Banjir di Pameungpeuk Garut
“Yang menyebabkan banjir itu pertama pendangkalan, curah hujan, dan kerusakan hutan,” kata Rudy Gunawan, usai menghadiri kegiatan Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Mandiri dan Pencanangan Gerakan Indonesia Membaca di Graha Patriot, Garut, Rabu (3/11/2021).
Bencana banjir yang melanda wilayah Kecamatan Pameungpeuk beberapa waktu lalu, terjadi karena adanya luapan air dari sungai besar yang melintasi daerah itu. Curah hujan yang tinggi dan juga adanya pendangkalan sungai, membuat air naik kemudian mengalir ke dataran paling bawah, yakni daerah Pameungpeuk yang berdekatan dengan pantai. “Itu sungainya besar dilintasi oleh tiga kecamatan, jadi kalau terjadi hujan di Pakenjeng di Cisompet, airnya ke bawah, ke Pameungpeuk. Pameungpeuk itu dekat laut, semua berjalan ke Pameungpeuk,” kata Bupati.
Namun, bencana banjir itu, disebut Rudy tidak seharusnya juga menyalahkan curah hujan yang tinggi dan juga dangkalnya sungai. Ada juga faktor lain, yaitu kerusakan lingkungan. Seperti hasil kajian BNPB yang menyebut, wilayah hutan di Garut sebagai daya dukung untuk mencegah bencana banjir, dalam kondisi tidak baik, sehingga perlu menjadi perhatian bersama. “Persoalannya daya dukung lingkungan di baratnya itu di Cisompet dan di Pakenjeng itu tidak bagus (hutannya),” kata Bupati.
Meski ada kerusakan hutan, Bupati tidak menyalahkan atau meminta pertanggungjawaban lembaga lain yang menangani kawasan hutan, melainkan mengajak bersama untuk melakukan langkah mitigasi bencana. “Kita kerja sama Perum Perhutani, kita tidak saling menyalahkan, kita jangan menyalahkan hujan juga, kita melakukan mitigasi kebencanaan,” pungkasnya. (Ant)