Maestro Tari Ini tak Kenal Lelah Mengajar Menari

DENPASAR  – “Saya sehat, saya cerdas, saya ceria dengan penuh cinta”. Bagi anak-anak di Kota Denpasar, Provinsi Bali, yang belajar menari di Sanggar Tari Bali War ini tentu tidak asing dengan penggalan bait lagu tersebut.

Ni Ketut Arini, salah satu maestro tari dari Bali menyanyikan penggalan bait lagu itu sembari menggerakkan kaki dan tangan bersama anak-anak untuk melakukan gerakan pemanasan sebelum berlatih menari.

Usai melakukan pemanasan, barulah anak-anak diperkenalkan dasar-dasar gerak tari Bali atau pun melanjutkan gerakan tari yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Seniman tari yang berkiprah mempromosikan tari Bali hingga ke mancanegara itu, kini memang telah berusia 78 tahun. Namun, semangatnya untuk mengajarkan tari Bali tidak pernah pupus.

“Iya, anak-anak bisa berlatih menari di sanggar setiap hari Sabtu dan Minggu,” kata Arini saat ditemui di sanggar tarinya yang beralamat di Jalan Kecubung, Gang Soka Nomor 1, Kota Denpasar, Provinsi Bali itu.

Setiap sesi pertemuan latihan, Arini dengan dibantu salah satu putrinya ataupun mantan anak didiknya, tampak dengan telaten melatih anak-anak agar gerakan tari yang terlihat luwes dan sesuai dengan “agem, tandang dan tangkep” yang merupakan dasar gerak tari Bali.

Oleh karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19, anak-anak yang belajar menari diatur jaraknya sedemikan rupa dan mereka wajib menggunakan masker atau “face shield”.

Ni Ketut Arini, seniman tari yang berkiprah melestarikan tari klasik Bali dan mempromosikan ke kancah nasional bahkan internasional itu lahir di Banjar (Dusun) Lebah, Desa Sumerta Kaja, Kota Denpasar, pada 15 Maret 1943.

Lihat juga...