Menperin Sebut Pertumbuhan Industri Otomotif Sangat Kencang
“Kita berupaya untuk memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan, seperti yang berbasis EV. Kita juga masih punya program LCGC, yang nantinya ada lompatan teknologi hidrogen,” ujar Menperin.
Bahkan industri otomotif di Tanah Air telah diakui daya saingnya hingga kancah global. Pangsa pasar ekspor untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih termasuk komponennya telah mencapai lebih dari 80 negara.
“Kinerja ekspor pada periode Januari-September 2021 tercatat sebanyak 207 ribu unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar Rp37,65 triliun, kemudian 62 ribu set CKD dengan nilai sebesar Rp0,96 triliun, dan 65 juta pieces komponen dengan nilai sebesar Rp21,86 triliun,” sebutnya.
Pada kesempatan ini, Menperin menyampaikan terima kasih atas arahan serta dukungan Presiden Joko Widodo dalam pemberian relaksasi pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) sehingga mampu memberikan dampak signifikan pada pemulihan sektor industri otomotif dan meningkatkan kepercayaan dari pelaku industri.
“Hal ini terlihat dari nilai purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Oktober 2021 yang mencapai 57,2 atau paling tinggi semenjak masa pandemi COVID-19, dan hal ini menjadi indikator kuat bahwa sektor industri telah memasuki tahap ekspansif,” kata Menperin.
Sampai saat ini, lanjut dia, peserta program PPnBM DTP telah memberdayakan sebanyak 319 perusahaan industri komponen tier 1, dan akan turut mendorong peningkatan kinerja industri komponen tier 2 dan 3 yang sebagian besar termasuk kategori industri kecil dan menengah (IKM).
“Hal ini memenuhi persyaratan penggunaan komponen lokal pada proses produksinya (local purchase) dengan nilai minimal sebesar 60 persen. Hal ini tentunya juga akan berdampak positif bagi pemulihan sektor industri otomotif yang memiliki multiplier effect yang cukup luas bagi sektor industri lainnya sehingga pada akhirnya akan mampu men-jump start perekonomian nasional,” ujar Menperin. (Ant)