Orang Berusia 60 Tahun ke Atas Prioritas Vaksin Influenza

Tangkapan layar - Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FACP dalam konferensi pers virtual Hari Flu Sedunia: “Pentingnya Vaksinasi Flu di Masa Pandemi COVID-19", Jumat (19/11/2021). -Ant

JAKARTA – Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FACP., mengatakan orang yang berusia 60 tahun ke atas saat ini sudah masuk dalam prioritas mendapatkan vaksin influenza.

Anjuran ini lebih cepat lima tahun dari usia rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendapatkan vaksin influenza, yakni pada usia 65 tahun.

“WHO menganjurkan 65 tahun, tetapi di Indonesia, perhimpunan geriatri kita dan satgas imunisasi menganjurkan sudah usia 60 tahun,” kata dia dalam konferensi pers virtual Hari Flu Sedunia: “Pentingnya Vaksinasi Flu di Masa Pandemi Covid-19″, Jumat (19/11/2021).

Prof. Samsuridjal mengatakan, alasannya karena pada usia 60 tahun sudah banyak penurunan kekebalan tubuh. Pada mereka yang sakit, kekebalan tubuh mungkin tidak terjadi, sehingga kemungkinan terjadi komplikasi seperti pneumonia, penyakit jantung dan stroke menjadi besar.

“Jadi, orang usia lanjut amat prioritas (mendapatkan vaksin influenza),” ujar dia.

Selain itu, sebagian lansia berusia 60 tahun diketahui sudah memiliki banyak penyakit penyerta semisal diabetes dan hipertensi.

Di sisi lain, WHO juga memasukkan wanita hamil dan anak usia bulan hingga 5 tahun, kemudian mereka yang berusia di bawah usia 60 tahun, dengan diabetes, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit jantung kronik dan HIV.

Selain itu, orang-orang yang bepergian seperti untuk beribadah haji, serta tenaga medis juga disarankan mendapatkan vaksin influenza, agar tidak menularkan pada orang sekitarnya.

Dari sisi angka kejadian, angka kasus influenza dilaporkan masih tinggi, yakni dengan angka kematian 500.000 orang. Prof. Samsuridjal berharap, melalui kewaspadaan yang meningkat, kasus bisa turun.

Lihat juga...