Pedagang Lakukan Beragam Cara Siasati Mahalnya Minyak Goreng

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sejumlah pelaku usaha kecil di Lampung melakukan strategi penghematan, imbas kenaikan harga minyak goreng.

Herwianti, pemilik usaha warung makan di Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, memilih minyak goreng dengan harga terjangkau. Minyak goreng sebagian dijual dengan merek tertentu dan harga bervariasi.

Hemat biaya produksi untuk usaha warung makan, Herwianti mengaku memilih minyak goreng sawit murah. Minyak goreng sawit digunakan untuk menggoreng ikan, daging ayam dan kerupuk.

Ia menyebut, pemakaian bahan pengganti minyak goreng untuk memasak sayur tumis bisa dilakukan memakai margarin. Kenaikan harga minyak goreng berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000, berdampak pada usaha kuliner.

Herwianti bilang, kenaikan harga minyak goreng masih terjadi pada sejumlah pasar di Bandar Lampung. Ia bahkan mulai memakai minyak goreng curah. Jenis minyak goreng curah dibuat dari kelapa lebih murah dari minyak sawit. Per liter minyak goreng curah dibeli seharga Rp14.200, sementara minyak goreng kemasan mulai Rp15.500 hingga Rp19.000. Merek dan jenis minyak goreng mempengaruhi harga di sejumlah pengecer.

Feng Feng, pedagang kerupuk kemplang di pasar Tugu, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, Selasa (2/11/2021). –Foto: Henk Widi

“Siasat pedagang kuliner dengan cara mengurangi sejumlah menu makanan yang digoreng, tetap disediakan namun terbatas, sebagian menu dibuat dengan cara direbus, dipepes hingga dibakar menunggu perkembangan harga minyak goreng kembali stabil,” terang Herwianti, saat ditemui Cendana News, Selasa (2/11/2021).

Lihat juga...