Pembukaan Aktivitas Tergesa Bisa Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19
JAKARTA – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan empat negara di Eropa mengalami kenaikan kasus signifikan yang dipicu sikap tidak patuh pada protokol kesehatan (prokes).
“Terdapat empat negara yang sedang mengalami lonjakan kasus tertingginya, yakni Austria, Belanda, Belgia, dan Jerman,” kata Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 yang diikuti dari Jakarta melalui YouTube BNPB, Selasa (23/11/2021) sore.
Wiku mengatakan, terdapat sejumlah pembelajaran yang bisa dipetik Indonesia dari keempat negara di Eropa yang sedang mengalami kenaikan kasus.
Menurut Wiku, pada awal 2020 masing-masing negara melakukan pembatasan aktivitas masyarakat dan wajib menggunakan masker, serta mengimplementasikan wajib karantina wilayah (lockdown).
Namun, begitu kasus menurun di bulan Mei, kata Wiku, keempat negara tersebut melanggar pembatasan aktivitas, sehingga masyarakat kembali pada kebiasaan hidup normal dan masker tidak menjadi kewajiban.
“Sebagai akibatnya, tidak lama terjadi kenaikan kasus di bulan September yang terus meningkat hingga mencapai puncak kasus di akhir 2020,” katanya.
Wiku mengatakan, Belgia mengalami kenaikan kasus paling signifikan, karena tidak menerapkan pembatasan aktivitas dan wajib masker saat awal kasus mulai naik.
Ia mengatakan, lonjakan kasus tersebut menyebabkan keempat negara kembali memberlakukan karantina wilayah dan masyarakat wajib bermasker.
Setelah kasus mulai menurun pada 2021, perlahan empat negara ini kembali melonggarkan pembatasan aktivitas dan kewajiban masker.
Pelonggaran kebijakan itu bertahan selama kurang lebih delapan bulan, dan berdampak pada kasus yang melonjak tajam, bahkan lebih dari 180 kali lipat, kata Wiku menambahkan.