Peternak di NTT: Jual Anakan Ayam Kampung Lebih Menguntungkan

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Penjualan anak ayam kampung secara besar-besaran, dinilai lebih menguntungkan bagi peternak karena harga jualnya yang tinggi dan tidak membutuhkan waktu lama untuk memeliharanya hingga besar.

“Saya memilih menjual anak ayam atau Day Old Chicken (DOC), karena lebih menguntungkan,” tutur Rofin Muda, peternak ayam kampung di Desa Geliting, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (9/11/2021).

Rofin menyebutkan, dirinya masih tetap menjual telur dan ayam kampung dewasa untuk kebutuhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di desa-desa di Kabupaten Sikka.

Ia mengaku menjual anak ayam 102 ekor dengan harga  Rp1,5 juta dan banyak pembeli di Provinsi NTT yang tertarik dan sudah memesan dalam jumlah banyak.

“Harga jual anak ayam kampung saya lebih murah, sebab kalau harus memesan dari Denpasar atau Surabaya harganya lebih mahal. Pembeli harus menanggung ongkos kirim menggunakan pesawat atau kapal laut,” terangnya.

Peternak ayam kampung di Desa Geliting, Kabupaten Sikka, NTT, Rofin Muda, saat ditemui di peternakan Solideo Farm miliknya, Selasa (9/11/2021). -Foto: Ebed de Rosary

Rofin mengatakan, bisnis telur dan ayam kampung lebih menguntungkan karena di Provinsi NTT belum banyak peternak yang memeliharanya dalam jumlah besar.

Dia bahkan harus menolak sejumlah pesanan ayam kampung dalam jumlah besar, karena stok ayam dewasanya masih belum terlalu banyak, masih di bawah 3.000 ekor.

“Banyak yang sudah pesan anak ayam dan ayam kampung dewasa dalam jumlah banyak. Saya juga harus memenuhi kebutuhan PMT dari desa-desa yang jumlahnya terus bertambah hingga puluhan desa,” ucapnya.

Lihat juga...