Peternak di NTT: Jual Anakan Ayam Kampung Lebih Menguntungkan
Editor: Koko Triarko
Rofin menyebutkan, bekerja sama dengan pemerintah desa memang harus sabar karena pencaiaran dana desanya sering terlambat dan sesuai jadwal.
Ia mengaku menjual anak ayam perputaran uangnya lebih cepat dibandingkan menjual ayam dewasa yang berumur 2,5 bulan hingga 3 bulan, yang dijual dengan harga minimal Rp70 ribu per ekornya.
“Kalau menjual anak ayam atau DOC umurnya maksimal 14 hari atau dua minggu. Bahkan, baru menetas sehari pun kita bisa langsung menjualnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Yani Making, salah seorang warga Kota Maumere, menyebutkan bisnis ayam kampung memang sangat menjanjikan, sebab kebutuhan ayam kampung di NTT tergolong tinggi.
Yani menerangkan, hampir setiap acara adat banyak yang membutuhkan ayam, termasuk untuk menyuplai ke hotel-hotel maupun restoran yang mulai ramai pengunjung.
“Belum ada peternak ayam kampung dalam skala besar selain peternakan milik Rofin. Memang banyak yang menjual ayam kampung di pasar, namun harganya lebih mahal dan besar serta beratnya tidak seragam,” ungkapnya.