Sukaresmi Dilanda Banjir, Garut Berstatus Tanggap Darurat Bencana
GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), menetapkan status darurat bencana banjir, setelah banjir bandang yang melanda Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi mengakibatkan jembatan rusak dan warga satu kampung terisolasi.
Status tanggap darurat bencana selama tujuh hari itu untuk penanganan, seperti membersihkan pemukiman warga dan memperbaiki jembatan yang rusak akibat diterjang banjir. “Kita telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari,” kata Sekretaris Daerah Pemkab Garut, Nurdin Yana, Minggu (7/11/2021).
Perbaikan jembatan itu akan berlangsung cukup lama, jika tujuh hari tidak cukup, maka akan diperpanjang sampai kondisi jembatan dapat kembali digunakan dengan aman dan nyaman oleh masyarakat. “Karena memang yang paling berat itu untuk rekonstruksi jembatan, itu pasti memerlukan waktu yang panjang, kalau itu belum selesai, kita perpanjang lagi,” katanya.
Pemerintah daerah disebutnya, akan berupaya membangun kembali jembatan dengan komposisi yang bagus, agar kuat meskipun cukup berat untuk merealisasikannya. “Kita maunya langsung dibuat dengan komposisi yang bagus, namun agak berat juga, yang penting kita upayakan agar segera ada akses masyarakat,” tandasnya.
Nurdin mengungkapkan, dampak bencana banjir di Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi itu menyebabkan 335 kepala keluarga terisolasi karena jembatan sebagai akses utama masyarakat tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. “Saat ini ada 335 KK yang terisolir akibat rusaknya jembatan,” katanya.
Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah Garut pada Sabtu (6/11/2021) petang, membuat aliran sungai di Kecamatan Sukaresmi meluap dan merusak jembatan kemudian menggenangi pemukiman rumah penduduk. Banjir yang terjadi di kawasan sekitar kaki pegunungan itu hanya menyebabkan kerusakan pada jembatan, rumah warga, dan tidak menimbulkan korban jiwa. (Ant)