Tenaga Pengajar Masih Terbatas di Pulo Aceh
BANDA ACEH — Sejumlah sekolah dari dua pulau di Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar masih keterbatasan guru atau tenaga pengajar, kondisi ini dialami sudah bertahun-tahun.
“Sebenarnya kondisi guru di Pulo Aceh sangat terbatas, karena gurunya bukan asli orang kepulauan, mungkin dari daratan. Kadang-kadang seminggu di sana, baru datang,” kata Camat Kecamatan Pulo Aceh Mawardi yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa.
Situasi ini kembali mencuat ke publik setelah beredarnya video murid sekolah dasar di sana pulang sekolah sekitar pukul 10.00 WIB lantaran tidak ada seorangpun guru yang masuk mengajar.
Mawardi mengatakan, ketidakhadiran guru ke sekolah seperti sering terjadi di sana, bahkan kondisi ini sudah bertahun-tahun lamanya. Hal itu karena banyak guru di sana berasal dari daratan.
“Iya sudah bertahun-tahun itu. Kami mikir juga nasib guru, tapi teguran kepala dinas juga tidak diindahkan,” ujarnya.
Mawardi mengaku pihaknya sering mendapat laporan dari wali murid yang merasa selama ini anaknya tidak bersekolah karena tidak ada pengajar.
Para orang tua, lanjut Mawardi, juga sering mendiskusikan bagaimana menempuh jalan terbaik atau mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.
“Wali murid menyampaikan kepada kami, kami tidak bisa karena cuma koordinator saja, kewenangannya ada sama kepala dinas untuk mengambil tindakan,” katanya.
Mawardi menyebutkan, di Kecamatan Pulo Aceh sendiri terdapat 13 sekolah mulai dari tingkat dasar hingga SMA yang terbagi di dua daerah yakni Pulau Breuh dan Pulau Nasi.
Di Pulau Breuh, lanjut Mawardi, ada lima sekolah dasar, satu SMP dan satu SMA. Sedangkan di Pulau Nasi tiga sekolah dasar ditambah satu madrasah (MIN), serta juga ada satu SMP dan satu SMA.