Usaha Bumbu Halus di Pasar Gintung Bandar Lampung

Editor: Koko Triarko

Jumilah bilang, sejumlah pemilik usaha warung makan memilih bumbu praktis buatannya. Per hari, ia bisa melayani belasan hingga puluhan pelanggan dengan omzet ratusan ribu rupiah.

Konsumen kerap membeli bahan bumbu dengan jumlah satu hingga lima kilogram. Meski sebagian restoran telah memiliki juru masak, kebutuhan bumbu halus siap pakai masih menjadi alternatif. Sebab, selain hemat bumbu halus lebih praktis dan mudah digunakan.

Jumilah menyebut, Pasar Pasir Gintung sebagai pusat grosir sayuran, bumbu, memudahkannya. Jenis bahan bumbu berupa cabai merah, cabai rawit, jahe, lengkuas hingga kemiri tersedia. Ia juga melayani pembuatan bumbu dadakan sesuai keinginan pelanggan.

Namun, ia dominan menyediakan bumbu halus yang telah disiapkan untuk memudahkan pembuatan kuliner. Bumbu halus dijual dalam kondisi segar dan dihabiskan dalam sehari.

“Usaha penjualan bumbu halus memudahkan sektor usaha lain dominan usaha kuliner,” bebernya.

Harga bumbu halus dijual Jumilah dengan harga bervariasi. Ia menjual bumbu dengan ukuran satu gram hingga satu kilogram mulai harga Rp20.000 hingga Rp50.000.

Munculnya sejumlah sektor usaha kuliner di tepi jalan atau street food, ikut berdampak positif bagi penjualan bumbu. Bagi pelanggan tetap, ia mengaku memberi harga khusus, sebab keberlangsungan usaha akan tetap berjalan berkat adanya pelanggan tetap.

Pedagang sayuran segar dan bumbu segar, Nurhasanah, di blok E pasar Pasir Gintung juga memiliki pelanggan tetap. Sebagian pelanggan tetap dominan pemilik usaha bumbu halus dan ibu rumah tangga.

Menjual berbagai jenis cabai, tomat, jahe, kemiri hingga kencur, menjadi bahan pembuatan bumbu. Harga per kilogram bahan bumbu jenis jahe dijual mulai Rp10.000, cabai Rp35.000 per kilogram. Semua bahan bumbu juga dijual untuk warung pengecer.

Lihat juga...