Virus Bisa Bermutasi Jadi Varian Baru Kapan Saja
JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro, kembali menegaskan bahwa virus dapat bermutasi menjadi varian baru yang lebih berbahaya kapan saja, tanpa melihat waktu.
“Mutasi virus itu bisa terjadi kapan saja. Mutasi virus merupakan hal alamiah untuk menyesuaikan diri, guna bertahan hidup. Jadi, sebenarnya tidak ada (mutasi terjadi, red.) setiap mau libur atau mau apa,” katanya dalam Siaran Sehat Bersama Dokter Reisa bertajuk Apakah Vaksin Covid-19 Tetap Ampuh di 2022, yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (29/11/2021).
Reisa menuturkan, hasil mutasi yang terjadi pada sebuah virus untuk bertahan hidup, dapat memiliki dua kemungkinan, yakni menyebabkan virus berubah menjadi varian yang lebih lemah maupun jenis varian yang lebih ganas dan cepat menular.
Dari banyaknya mutasi yang menyebabkan dua kemungkinan tersebut, kemudian para ilmuwan mulai melaporkan genome sequencing atau penelitian terhadap spesimen virus tersebut ke dalam sebuah situs bernama Gisaid, yang memiliki 5.544.392 data entry di seluruh dunia per pagi hari ini.
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan itulah, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dapat membuat dua kriteria untuk membedakan sifat mutasi yang dimasukkan dalam dua kategori, yaitu variant of concern (VOC) dan varian of interest (VOI).
Reisa menegaskan, bahwa dari kedua kategori, seluruh pihak perlu waspada terhadap varian yang termasuk ke dalam kategori VOC seperti varian Delta dan varian Omicron atau B 1.1.529, yang baru saja ditemukan oleh dunia.
“Di dalam daftar VOC ada juga Alfa yang pertama kali menyerang, Beta dan Gamma. Sedangkan variant of interest ada Lambda dan Miu. Jadi, sudah ada tujuh kelompok besar varian yang masuk VOC dan VOI,” kata dia.