Warga Lamsel Jaga dan Manfaatkan Embung Alami
Editor: Koko Triarko
“Usulan dalam musyawarah rencana pembangunan melalui kelompok tani mulai direalisasikan dan telah dibangun,” ungkapnya.
Potensi keberadaan embung, sebut Saiful perlu dijaga dan dilestarikan. Pasalnya, embung dengan luas 20 x 15 meterperegi tersebut berfungsi ekologis dan ekonomis. Bagi fungsi ekologis, air dari mata air alami yang ditampung akan terjaga. Warga bisa memanfaatkan air untuk pasokan kebutuhan air bersih dan mandi. Sebagian warga memanfaatkan untuk ternak sebagai sumber minum. Penanaman pakan rumput gajahan juga dilakukan peternak kala kemarau.
Keberadaan embung, sebut Saiful harus diimbangi dengan penanaman pohon. Berbagai jenis pohon penyerap air meliputi pule, beringin, gondang dan tanaman kayu keras perlu dilestarikan.
Menjaga kawasan gunung Goci dan Gunung Taman sebagai sumber pasokan air menjadi tugas berbagai pihak. Ia menyebut, penanaman pohon dilakukan dengan alternatif pohon produktif, agar bisa menyerap air yang tersimpan pada mata air embung.
Akka Joacim Joenias, kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan, Kecamatan Ketapang, juga mengatakan embung memiliki banyak fungsi. Ia menyebut ,sumber DAK dari pemerintah kabupaten digunakan untuk memfasilitasi peternak melalui kelompok tani.
Secara teknis, manfaat embung bisa dimaksimalkan oleh berbagai sektor. Bagi lingkungan, masyarakat diminta untuk menjaga embung dengan penanaman pohon agar air tetap lestari.
Kelestarian air pada embung buatan, sebutnya akan mendorong sumber mata air baru. Melalui penanaman pohon penyerap air, embung bisa memenuhi pasokan petani, peternak. Bagi lingkungan, embung menjadi sumber minum sejumlah satwa.