WTM Larang Petani Membakar Lahan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Direktur WTM Carolus Winfridus Keupun saat ditemui di Sikka, NTT, Rabu (3/11/2021). Foto : Ebed de Rosary

MAUMERE — Wahana Tani Mandiri (WTM) yang merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu melarang para petani dampingannya agar jangan membakar lahan.

“Saat ini mau musim hujan sehingga petani mulai buka kebun. Kami larang petani membakar lahan,” sebut Direktur Wahana Tani Mandiri, Carolus Winfridus Keupung saat ditemui di kantornya di Kelurahan Beru, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (3/11/2021).

Win sapaannya menyebutkan, para petani di tiga kecamatan dampingan di wilayah barat Kabupaten Sikka sejak dahulu selalu diminta agar tidak membakar lahan saat membersihkannya.

Dia menyarankan agar dedaunan dan batang pohon dikumpulkan atau dibiarkan saja di tengah lahan kebun agar nantinya lapuk dan hancur, sehingga bisa menjadi pupuk bagi tanaman.

“Membakar lahan akan mengakibatkan meningkatnya polusi udara. Api bisa saja merambat ke areal hutan apabila tidak dibuat sekat api saat membakarnya atau ketika terjadi angin kencang,” ungkapnya.

Win menjelaskan, kebakaran pada lahan kebun akan berpengaruh langsung terhadap kualitas tanah, dimana tanah menjadi panas dan kerapatan tanah akan meningkat.

Selain itu sebutnya, porositas tanah akan menurun dan mengakibatkan kelembaban tanah serta kapasitas serap tanah menurun akibat pemanasan terhadap tanah.

Lanjutnya, membakar lahan kebun juga akan berpengaruh tidak langsung terhadap perubahan sifat tanah, karena memanaskan tanah dan dapat mengakibatkan kematian jasad-jasad renik hingga sedalam 3 sampai 10 sentimeter.

“Membakar lahan akan menghasilkan abu yang kaya akan mineral tapi sifat sulit mengikat air. Abu yang kaya nutrien ini akan mudah tererosi bila terjadi hujan dan unsur-unsur hara tanah pun akan hilang,” ujarnya.

Lihat juga...