Angka Prevalensi Stunting Jadi 24,4 Persen pada Akhir Tahun, Sebut BKKBN
Tavip mengajak seluruh pihak untuk terus bekerja sama untuk memastikan seluruh program yang dirancang baik untuk remaja, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui serta balita agar dapat terus berlanjut dengan optimal.
“Saya ingin mengajak kita semua, untuk menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan berbasis data dan fakta kegiatan yang harus bermuara pada konvergensi riil layanan keluarga atau kelompok sasaran,” tegas dia.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengatakan status gizi di Indonesia terus membaik setiap tahunnya.
Dante menyebutkan pada angka anak yang mengalami wasting (kondisi tubuh anak sangat kurus) pada tahun 2021 menjadi 7,1 persen setelah sebelumnya ada sebesar 7,4 persen di tahun 2019.
Pada kasus obesitas (anak kelebihan berat badan), angka tersebut juga mengalami penurunan menjadi 3,8 persen pada tahun 2021. Menurun bila dibandingkan tahun 2019 yakni 4,5 persen.
Hanya angka kasus underweight yang mengalami kenaikan dari 16,3 persen pada 2019 menjadi 17 pada 2021.
Kemudian bila berbicara mengenai stunting, terdapat tiga daerah yang saat ini sudah memiliki angka prevalensi stunting terendah yaitu DI Yogyakarta (17,3 persen), DKI Jakarta (16,8 persen) dan Bali (10,9 persen).
“Saya ucapkan terima kasih atas usaha yang dilakukan oleh ketiga provinsi tersebut. Dengan upaya yang begitu keras, dengan upaya yang begitu maksimal, sehingga mendapatkan angka terendah lebih rendah dari angka rata-rata nasional 24,4 persen,” ucap dia. [Ant]