Jepang-AS tidak Bisa Diam Jika Cina Serang Taiwan

Mantan PM Jepang Shinzo Abe menghadiri peringatan 76 tahun berakhirnya Perang Dunia kedua di Kuil Yasukuni, Tokyo, Jepang, Minggu (15/8/2021). -Ant/Reuters

TAIPEI  – Pemerintah Jepang dan Amerika Serikat tidak dapat berdiam diri, jika Cina menyerang Taiwan, dan Beijing perlu memahami hal ini, kata mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Rabu.

Ketegangan terkait Taiwan, yang diklaim Cina sebagai bagian dari wilayahnya, telah meningkat ketika Presiden Xi Jinping berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatan negaranya terhadap pulau itu.

Pihak Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan.

Saat berbicara secara virtual kepada sebuah forum yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir Taiwan, Institut Penelitian Kebijakan Nasional, Abe mengatakan pulau Senkaku, pulau Sakishima dan pulau Yonaguni hanya berjarak sekitar 100 kilometer dari Taiwan. Pulau Senkaku diklaim dan disebut oleh Cina sebagai Kepulauan Diaoyu.

Invasi bersenjata ke Taiwan akan menjadi bahaya besar bagi Jepang, kata Abe.

“Keadaan darurat Taiwan adalah keadaan darurat Jepang, dan karena itu keadaan darurat bagi aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengetahui hal ini,” ujar Abe.

Abe yang mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri Jepang pada 2020, adalah kepala faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang, dan Abe tetap berpengaruh di dalam partai itu.

Abe mengatakan, bahwa Jepang dan Taiwan harus bekerja sama untuk melindungi kebebasan dan demokrasi. Dia berbicara kepada khalayak yang termasuk Cheng Wen-tsan, yakni Wali Kota Taoyuan di Taiwan utara, yang diperkirakan sebagai calon pemimpin pulau itu di masa depan.

“Taiwan yang lebih kuat, Taiwan yang berkembang, dan Taiwan yang menjamin kebebasan dan hak asasi manusia juga menjadi kepentingan Jepang. Tentu saja, ini juga untuk kepentingan seluruh dunia,” kata Abe.

Lihat juga...