Kemenkeu Proyeksikan Inflasi 2021 Capai 1,9 Persen

Inflasi volatile food menurun menjadi 3,05 persen (yoy), lebih rendah dari Oktober yang sebesar 3,16 persen (yoy), meski demikian jika dibandingkan secara bulanan (mtm), harga beberapa komoditas mengalami peningkatan karena perbaikan permintaan, masuknya musim penghujan, serta harga komoditas global.

“Pemerintah berkomitmen menjaga akses pangan masyarakat miskin dan rentan dengan tetap menyalurkan bantuan sosial pangan, serta menstabilisasi harga pangan pokok, terutama beras. Pemerintah pusat dan daerah juga terus memantau potensi kenaikan harga pangan di akhir tahun, mengingat faktor masuknya musim hujan dan perayaan Nataru,” ungkap Febrio.

Selain itu, inflasi administered price melanjutkan tren peningkatan mencapai 1,69 persen (yoy), naik dari Oktober 1,47 persen (yoy), yang didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara seiring semakin meningkatnya mobilitas masyarakat antardaerah, serta sebagai dampak kenaikan harga rokok kretek filter.

Dalam masa pemulihan ekonomi, pemerintah terus konsisten untuk mendukung terjaganya harga energi domestik untuk menjaga momentum pemulihan konsumsi dan daya beli masyarakat, serta menetapkan kebijakan dalam mengantisipasi lonjakan mobilitas dengan menghapus cuti bersama akhir tahun dan meningkatkan kembali level PPKM di momen Nataru. [Ant]

Lihat juga...