Masalah Myanmar Akibatkan Peningkatan Peredaran Narkoba, Sebut BNN

JAKARTA — Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Reinhard Golose mengungkapkan bahwa salah satu penyebab dari peningkatan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia adalah permasalahan di Myanmar yang merupakan bagian dari Golden Triangle.

“Di Myanmar ada banyak juga yang disebut dengan clandestine laboratories (laboratorium gelap narkoba, red.) yang dijaga pasukan milisi bersenjata. Prekursornya (bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika dan psikotropika, red.) juga masuk dari China,” kata Golose dalam konferensi pers di Ruang Ahmad Dahlan Kantor BNN, Jakarta, Rabu.

Golden Triangle merupakan kawasan segitiga emas yang menjadi pusat produksi berbagai jenis narkotika di Asia Tenggara dan berlokasi di wilayah pedalaman dan pegunungan di utara Myanmar, Thailand, dan Laos.

Adapun permasalahan Myanmar yang menjadi rujukan dari Golose adalah Junta Militer yang saat ini sedang berlangsung. Menurut ia, permasalahan di Myanmar merupakan penyebab terjadinya peningkatan peredaran narkoba di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

BNN membuktikan peningkatan aktivitas peredaran tersebut dari tingginya angka penyitaan dan penangkapan di wilayah perbatasan. Peningkatan peredaran narkotika menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia, yakni dari 1,8 persen pada 2019 menjadi 1,95 persen pada 2021.

Sebelumnya, ia mengatakan bahwa BNN telah mengungkapkan 85 jaringan sindikat narkoba, baik nasional maupun internasional oleh BNN sepanjang tahun 2021. Golden Triangle merupakan salah satu sindikat narkoba internasional yang paling banyak diungkap oleh BNN RI.

Lihat juga...