Nelayan Pesisir Lamsel Lestarikan Mangrove

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Menjaga kelestarian mangrove, menjadi salah satu cara masyarakat nelayan di pesisir Lampung Selatan untuk menjaga keberlangsungan hidup.

Rustam, salah satu nelayan tradisional di Pegantungan, Desa-Kecamatan Bakauheni, mengatakan mangrove yang dilestarikan jenis bakau bakau, prepekan, api api dan sentigi. Sebagian besar bakau tumbuh secara alami dan sengaja ditanam ulang dari bibit baru untuk penyulaman mangrove yang rusak.

Menurut Rustam, kelestarian mangrove masih dipertahankan oleh warga pesisir karena memiliki beragam fungsi. Aliran sungai Way Pegantungan pembawa lumpur, menjadi habitat terbaik mangrove. Perakaran napas tanaman bakau menjaga risiko terjangan angin, gelombang air dan banjir.

Keberadaan mangrove juga menjadi lokasi penambat tali perahu jenis katir atau ketiting. Beberapa nelayan bahkan menjadikan akar mangrove sebagai tempat menyimpan perahu jukung.

Penanaman jenis mangrove bakau dilakukan oleh lembaga pemerintah. Bibit tanaman bakau ditanam oleh PT ASDP Indonesia Ferry, sebagai salah satu BUMN untuk kelestarian bakau di Dusun Pegantungan. Penanaman dengan sistem rumpun memakai bambu dilakukan untuk menjaga bibit baru. Terjangan ombak menimbun bibit baru oleh lumpur dan pasir. Penyulaman dilakukan dengan bibit baru mengganti tanaman mati.

Warga berprofesi sebagai nelayan, Hasanudin, memanfaatkan bakau sebagai pelindung permukiman di Bakauheni, Lampung Selatan, Rabu (15/12/2021). –Foto: Henk Widi

“Akar napas memiliki fungsi untuk menjaga lumpur tertahan di sekitar vegetasi mangrove, sehingga bisa menjaga abrasi, bahkan memperluas wilayah yang ditanami oleh bakau yang dijaga oleh sebagian pemilik tambak udang, masyarakat yang fungsinya sangat beragam,” terang Rustam, saat ditemui Cendana News, Rabu (15/12/2021).

Lihat juga...