Pendonor Sepakat Cairkan Dana Bantu Afghanistan

Seorang demonstran mengikuti protes anti-Taliban di Brussels, Belgia, Rabu (18/8/2021). Aksi solidaritas untuk warga Afghanistan bermunculan di sejumlah negara usai kelompok Taliban menguasai pemerintahan pada Minggu (15/8) lalu. -Ant/Reuters

WASHINGTON – Para pendonor setuju untuk mencairkan 280 juta dolar AS (sekitar Rp4,01 triliun) dari dana perwalian yang sebelumnya dibekukan, untuk membantu Afghanistan memenuhi kebutuhan gizi dan fasilitas kesehatan.

Bank Dunia mengatakan, dana itu akan disalurkan melalui Program Pangan Dunia (WFP) dan Dana Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (UNICEF).

Dana Perwalian untuk Rekonstruksi Afghanistan (ARTF), yang dikelola oleh Bank Dunia, tahun ini akan menyerahkan 180 juta dolar (Rp2,5 triliun) kepada WFP untuk peningkatan misi bantuan keamanan pangan dan nutrisi.

Selain itu, 100 juta dolar (Rp1,43 triliun) akan diberikan kepada UNICEF untuk membantu penyediaan layanan kesehatan utama, kata Bank Dunia melalui pernyataan.

Bantuan itu dialirkan pada saat Afghanistan menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan yang parah. Krisis tersebut meningkat pada Agustus, ketika Taliban mengambil alih kendali di Afghanistan dari pemerintahan dukungan Barat, dan pada saat Amerika Serikat menarik rombongan terakhir pasukannya dari negara itu.

AS dan sejumlah donor lain belakangan ini menghentikan bantuan keuangan bagi Afghanistan, negara yang sebelumnya mengandalkan sumbangan itu selama 20 tahun dilanda perang.

Mata uang asing milik Afghanistan yang dibekukan berjumlah lebih dari sembilan miliar dolar AS (Rp129,1 triliun).

PBB memperingatkan, bahwa hampir 23 juta orang, yaitu sekitar 55 persen dari populasi Afghanistan, saat ini sangat membutuhkan pasokan makanan dan hampir sembilan juta lainnya kemungkinan akan kelaparan, saat negara daratan yang miskin itu menghadapi musim dingin.

Menggunakan dana perwalian untuk rekonstruksi serta menyalurkannya melalui WFP dan UNICEF, yang sama-sama berada di bawah PBB, tampaknya menjadi jalan agar Afghanistan mendapat aliran dana untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar tanpa harus terhalang sanksi-sanksi yang diberlakukan AS terhadap Taliban.

Lihat juga...