Riset Program Vokasi Harus Hasilkan Produk Nyata, Sebut Kemendikbudristek
JAKARTA — Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan riset pada program vokasi perguruan tinggi harus menghasilkan produk nyata.
“Kemendikbudristek: Riset program vokasi harus hasilkan produk nyata. Riset jangan hanya mengejar angka kredit saja tetapi harus menghasilkan produk dan solusi nyata,” kata Wikan dalam peluncuran Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2022 yang dipantau di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan penelitian pada perguruan tinggi vokasi harus berbasiskan produk. Meskipun ada riset yang sifatnya penemuan. Untuk riset vokasi, Kemendikbudristek menerapkan ada tiga tahapan yakni riset dasar, riset terapan dan pengembangan.
“Untuk riset dasar dan terapan, maka outputnya berupa studi kelayakan dan analisa pasar. Jangan sampai banyak dana yang digelontorkan akan tetapi produk yang dihasilkan hanya ditaruh di laboratorium,” jelas dia.
Sementara untuk riset pengembangan didukung Kedai Reka dan “matching fund” dan menghasilkan paten dan juga hilirisasi produk.
Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Prof Nizam, mengatakan secara garis besar penelitian di perguruan tinggi merupakan bagian integral dari pendidikan, karena ketika dosen melakukan penelitian itu bukan hanya dosen di dalam laboratorium.
“Akan tetapi dalam menyiapkan mahasiswa S1, S2 maupun S3 maupun sarjana terapan untuk dapat bernalar kritis, menggunakan data, serta menggunakan informasi yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan,” kata Nizam.
Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan dan dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Ke depan, Nizam berharap penelitian dapat meningkatkan daya saing dan juga perekonomian bangsa. [Ant]