Rupiah Akhir Pekan Ditutup Melemah 22 Poin ke posIsi Rp14.420
JAKARTA — Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore ditutup terkoreksi, masih dibayangi sentimen kekhawatiran terhadap varian Omicron dan juga percepatan tapering yang diperkirakan bakal dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).
Rupiah sore ini ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.420 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.398 per dolar AS.
“Pelemahan rupiah dipengaruhi sentimen varian Omicron, terutama setelah kasus COVID-19 di Afrika Selatan naik sejak Omicron terdeteksi di sana,” kata Analis DC Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, terkait rencana percepatan tapering oleh The Fed, Lukman menilai hal itu tergantung pada data ketenagakerjaan nonpertanian AS atau Non Farm Payroll (NFP) yang akan dirilis malam ini.
“Untuk sikap The Fed yang hawkish akan tergantung pada data NFP malam ini, yang bisa memastikan arah kebijakan The Fed ke depan,” ujar Lukman.
Dari dalam negeri, lanjut Lukman, belum ada sentimen positif yang bisa menahan pelemahan rupiah sepanjang pekan ini.
“Saya kira faktor eksternal sangat dominan saat ini. Terutama Omicron yang dikhawatirkan bukan hanya menyebabkan gelombang, namun tsunami COVID-19 yang bisa menyebabkan lockdown global,” kata Lukman.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Kamis (2/12) kemarin mencapai 311 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,26 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 10 kasus sehingga totalnya mencapai 143.850 kasus.