Covid-19 Berpotensi Akibatkan Sindrom Pasca-Covid-19
MIS adalah kondisi di mana berbagai organ tubuh mengalami inflamasi, termasuk jantung, paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau sistem pencernaan. Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya.
“Ini merupakan kondisi serius dan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang perlu diwaspadai sebagai MIS adalah adanya demam disertai minimal satu dari gejala seperti nyeri perut, kemerahan pada mata, diare, pusing atau lightheadedness, ruam kulit, dan muntah,” kata dr. Desilia.
Sindrom pasca- Covid-19 sendiri tidak hanya terjadi pada penyintas Covid-19 yang bergejala berat saja. Penyintas Covid-19 dengan gejala ringan, bahkan tidak bergejala, juga dapat mengalaminya.
Gejala-gejala yang sering dilaporkan antara lain sesak napas/sulit bernapas lega, fatigue/rasa lelah, gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas/post-exertion malaise, kesulitan berpikir/berkonsentrasi/brain fog, batuk, nyeri dada/perut, pusing, rasa berdebar, nyeri otot/sendi, rasa kesemutan, diare, gangguan tidur, demam, pusing ketika berdiri/lightheadedness, ruam kulit, perubahan suasana hati, perubahan kemampuan indra penciuman/perasa, perubahan siklus menstruasi, dan rambut rontok.
Penelitian Lancet yang dipimpin oleh ilmuwan dari University College London (UCL), merupakan penelitian peer-reviewed terbesar tentang sindrom pasca- Covid-19 yang melibatkan 3.765 partisipan dari 56 negara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 91 persen partisipan membutuhkan waktu lebih dari 35 minggu untuk pulih sepenuhnya.
Selama sakit, partisipan mengalami rata-rata 55,9 gejala yang melibatkan 9,1 sistem organ. Gejala yang paling sering ditemukan setelah bulan keenam adalah kelelahan, post-exertion malaise, dan gangguan kognitif.