Gempa Magnitudo 6,1 di Talaud tak Buat Warga Sangihe Panik

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan gempa kuat dengan magnitudo 6,1 pada Sabtu pagi, tak membuat warga Kepulauan Sangihe, panik.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, mengatakan gempa dilaporkan singkat sekitar 3-4 detik.

“Meskipun guncangan sangat kuat, warga setempat tidak mengalami kepanikan. Sedangkan pantauan di wilayah Kepulauan Talaud, warga setempat mengalami kepanikan,” ujar Abdul, Sabtu (22/1/2022).

Parameter gempa yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa M 6,0 berpusat 39 km tenggara Melonguane, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 12 km. Intensitas guncangan yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan III – IV MMI di Melonguane.

Melihat dari jenis dan mekanismenya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi lempeng laut Maluku. BMKG menyebutkan, bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik mendatar atau oblique thrust.

“Melihat analisis kajian inaRISK, Provinsi Sulawesi Utara memiliki 15 kabupaten dengan potensi bahaya gempa bumi kategori sedang hingga tinggi. Dua wilayah, Kepulauan Sangihe dan Talaud, tadi termasuk wilayah dengan potensi bahaya tersebut,” ujar Abdul.

Berdasarkan catatan gempa bumi, Kepulauan Talaud pernah terdampak gempa yang merusak bangunan, seperti pada 1858, 1936, 1983 dan 2009.

Pada Oktober 1983 gempa M4,9 memicu guncangan dengan intensitas V MMI yang menyebabkan tembok bangunan retak, sedangkan pada April 1936 gempa besar hingga menghasilkan intensitas guncangan VIII – IX MMI. Kerusakan terjadi di Pulau Sangihe dan Talaud. Sebanyak 127 rumah warga roboh.

Lihat juga...