Pembatasan Kargo Udara di Hong Kong Ancam Pasokan Barang

HONG KONG — Aturan karantina COVID-19 yang lebih ketat pada awak pesawat berisiko menurunkan lalu lintas kargo dan pasokan barang yang masuk ke kota itu.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam dalam sesi pembukaan legislatif baru mengatakan Hong Kong sudah memberlakukan langkah-langkah paling ketat terhadap infeksi COVID-19 dari luar negeri dan sulit untuk mengetatkannya lagi.

“Konsekuensi dari kebijakan kargo ini akan segera terlihat,” kata Lam di depan anggota parlemen, Rabu.

Menurut Lam, Hong Kong hampir tidak memiliki barang yang masuk lewat penerbangan kargo.

“Menghancurkan industri ini tidak hanya akan berdampak pada perusahaan penerbangan, (tapi juga) akan mempengaruhi seluruh penduduk,” tambahnya.

Lam memperkirakan beberapa barang tidak akan tersedia atau harganya akan lebih mahal. Makanan, barang-barang elektronik dan obat-obatan yang akan paling terkena imbas.

Aturan saat ini mengharuskan awak pesawat yang kembali menjalani karantina selama tujuh hari di hotel, setelah sebelumnya diminta untuk menjalani isolasi di rumah selama tiga hari.

Sebagian besar penduduk yang kembali ke Hong Kong harus menjalani karantina selama 21 hari di hotel yang telah ditunjuk dengan biaya sendiri.

Penularan pertama varian Omicron di Hong Kong terdeteksi pada akhir tahun lalu setelah tiga bulan tidak mencatat kasus COVID di masyarakat.

Kondisi itu mendorong otoritas untuk memperketat langkah-langkah karantina, termasuk terhadap awak pesawat dan memberlakukan kembali pembatasan skala luas dalam kehidupan sosial.

Lebih dari 40 kasus lokal telah ditemukan.

Otoritas mengatakan bahwa lonjakan kasus itu bisa dilacak kembali kepada dua awak pesawat Cathay Pacific Airways yang melanggar aturan isolasi mandiri.

Lihat juga...